BERINGIN tua di pinggir jalan raya
di sebuah ibu kota yang setengah muda
ratusan tahun usianya berdiri
menadah matahari memayungi bumi
burung-burung berterbangan menyanyi
di sini rumah mereka, di sini keluarga bahagia
kupu-kupu berkejaran dalam senda guraunya
anak-anak bermain di keteduhan perdunya.
Tiba-tiba pagi yang hitam itu datang
gergasi teknologi menyerangnya
dengan kejam membenamkan gigi-gigi besi
sehingga terdengarlah jeritan ngeri
suara Beringin rebah ke bumi.
Sampai sekarang, tiap senjakala lembayung petang
dengarlah suara Beringin mengucapkan pesan :
Selamat tinggal, selamat tinggal wahai awan
Selamat tinggal matahari selamat tinggal bulan
Selamat tinggal kupu-kupu sayang
Selamat tinggal wahai burung-burung bersarang
Selamat tinggal anak-anak bermain riang.
Namaku Beringin pohon tua yang terbuang
dimusuhi oleh rancangan bernama Pembangunan.
Nukilan Oleh : Tongkat Warrant [Usman Awang]
No comments:
Post a Comment